Tantangan Berat Suzuki Dan Daihatsu Di Asia



Tokyo, KompasOtomotif – Dua pembuat mobil kecil (minicar), Daihatsu Motor dan Suzuki Motor, perlu mengintensifkan persaingan panas di pasar Asia, di mana mereka sudah memiliki dominasi cukup kuat. Jika Daihatsu kuat di Malaysia dan Indonesia, Suzuki milik cengkeraman di India.


Daihatsu di Malaysia, menguasai sekitar 30 persen, sedangkan di Indonesia anak perusahaan Toyota ini mendapat jatah sekitar 15 persen sampai 16 persen, (wholesales Gaikindo Januari-Okotber 2016), dan bersama Toyota menjajah separuh pasar otomotif Tanah Air. Sementara di India, Suzuki berhasil jadi pemimpin pasar dengan penguasaan 40 persen mobil penumpang.


Namun, bukan berarti kedua merek tersebut aman, seperti Daihatsu di Malaysia dan Indonesia, akan merasakan meningkatnya persaingan. Sementara Suzuki, harus berupaya bertahan dan melawan gempuran merek-merek yg bersaing di India. Banyak merek-merek baru yg akan tergoda bagi penetrasi di Asia.


Seperti di Indonesia, bakal ada penantang baru dari negeri China, Saic Motor yg bekerjasama dengan General Motor (SGMW Motor Indonesia), bakal mengeluarkan mobil di bawah merek Wuling. Lalu Beijing Automotive Group yg memulai perakitan kendaraan listrik di Malaysia pada awal 2017, sedangkan di India, Renault akan dengan cepat mengokohkan pijakan.




Caradvice Suzuki Ignis

Para pemimpin Jepang di Asia Tenggara dan India, mulai menghadapi upaya dari pesaing yg mulai memotong (chipping) pangsa pasar mereka. "Sangat utama bagi mengembangkan strategi yg efektif bagi mempertahankan posisi mereka di daerah-daerah tersebut,” ujar Takaki Nakanishi, CEO of Auto Industry Specialist dari Nakanishi Research Institut mengutip Nikkei, Sabtu (24/12/2016).


Baca juga : Toyota-Daihatsu Siap Gempur Negara Berkembang


Upaya Meluas


Keduanya sudah mengalami kemunduran serius dalam upaya memperluas pasar luar negeri. Suzuki sempat membangun pabrik patungan dengan GM di Kanada, dan menjual mobil di Amerika Utara. Namun, mereka gagal mengembangkan kendaraan berukuran besar, yg mampu menarik konsumen Amerika, dan terpaksa mundur setelah kebangkrutan GM di 2009.




Stanly/Otomania Daihatsu GIIAS 2016

Suzuki juga membangun pabrik di Thailand empat tahun lalu, tetapi penjualan selalu lamban. Daihatsu coba bagi membuat terobosan ke Eropa dan China, tapi menyerah setelah juga gagal, terutama dalam mengembangkan model yg menarik konsumen lokal.  


Atas inisiatif induk perusahaan, Toyota dan Daihatsu sedang berusaha lagi bagi mampu mengembangkan pasar, dengan perusahaan internal baru, Emerging-market Compact Car Company, yg akan bergerak awal Januari 2017. Jika Daihatsu dan Suzuki gagal beradaptasi lagi,  bukan tak mungkin akhirnya bakal tergilas.



Sumber:
http://otomotif.kompas.com/read/2016/12/25/095300515/tantangan.berat.suzuki.dan.daihatsu.di.asia